May 20, 2016

Sangkar kecewa



Wau, nun, alif

Sedih, memendam perih
mengalir dalam jiwa
tanpa ku sangka
hati batu ini
boleh pecah
dipanah kata-kata
saat kau ucap kepadaku
“kita tidak mampu bersama”.

Aku tidak bisa mendakapmu
aku tidak mampu menggapai mu
ingin sekali aku jalani hidup lebih dekat dengan mu
waktu itu ku jalani hidupku dengan senyum dan tawa mu
seandainya hati ini bisa bicara
takkan ada sesak dalam rusuk padat.

Seandainya kau tahu
bagaimana cinta ini hadir mengisi hatiku
dengan bodohnya aku mengharap
agar kau mengerti perasaanku
agar kau sama rasaku
namun khayalan bodohku itu
bertolak dengan realiti


Kau hanyalah fatamorgana yang menyakitkan
sebuah badai dalam hidupku
kenapa dengan hati ini?
ku terlanjur tak bisa menghapus rasa ini
meski kau sudah ku relakan

waktu itu baru terjawab olehku
bahawa cintamu bukan untukku
sesak batin ini menahannya.


Tapi datang persoalan baru
adakah aku harus selalu
mengalah dan berkorban demi cinta
yang tidak pernah bisa menjadi milikku?