November 23, 2013

Tiada Lagi

Sia sia sudah
Kita jalin cinta
Bila hati selalu berbeda

Sampai kapan lagi
Ku harus menahan
Rasa kecewa di dalam dada

Seandainya kita masih bersatu
Tak mungkinkan menyatu
Walau masih ada sisa cinta
Biarkan saja berakhir sampai
Di sini

Tiada lagi yang ku harapkan
Tiada lagi yang ku impikan
Biar aku sendiri tanpa diri mu

Tiada lagi kata cintaku
Takkan lagi ku bersama mu
Biar ku simpan semua
Kenangan ku bersamamu.

November 21, 2013

Sudah-sudahlah.

Hai hati yang dah lama membatu,
Sudah-sudahlah kau menunggu,
Jangan dibiar layu hati yang tepu,
Menyesal lah hidup kalau begitu.

Wahai hati yang lama merana,
Sudah-sudahlah puja tak semena,
Orang tak mahu jangan ditanya,
Melangkahlah, didepan ada yang mampu jaga.

Alahai hati yang sudah binasa,
Sudah-sudahlah kau buang masa,
Tinggal semua harapan yang ada,
Kerana tak semua hati itu ada harga.

Sudah-sudahlah, pergi kemana saja,
Asal bukan kembali ke hatinya.

Biar dia rasa hilangnya jiwa,
Biar dia tahu apa ruginya,
Biar dia sedar kaca yang dibuangnya ini sebutir permata.

Sudah-sudahlah,
Mari kita pergi,
Kita cari jalan untuk bahagia,
Kalau bukan didunia, kita cari Firdausi-Nya.

November 9, 2013

Sekali lagi.

Aku tenung dalam air,
Bayangnya kini berbeda,
Bukan yang dulu aku jeling didalam cermin.
Sepertinya gelora air yang dikocak itu mengubah miripnya.

Aku pandang ke langit,
Bulan itu makin kelam dilindung awan hitam.
Sesekali aku pejam mata ku,
Mencari sinar didalam hati.
Bintang itu kian pudar makin jauh meninggalkan aku.
Sepi diriku termanggu.

Luahanku terpendam,
Rayuanku tersimpan,
Segalanya aku telan.
Puas aku pekik dalam jiwa ini,
Tidak mungkin kau dengarnya,
Hati kau campak kemana?
Kau pijak dan berlalu pergi,
Tinggalkan ku bergantung tidak bertali.

Apa ini pengakhirannya?
Sedangkan watak belum berjuang.
Hanya doa yang mampu aku panjatkan.

November 6, 2013

Seniman Menangis

malam ini akulah seniman
setelah kita putuskan hubungan
tiada kawan yang dapat meneka
ku berduka

ku berikan majlis bergembira
ku tertawa, minum dan berdansa
hingga diri yang sedang berduka--
tak percaya

aku tersenyum
ku tersenyum dan tertawa
ku berdansa
ku berdansa bagai nak gila

kalau kau berada di belakang tabir menyaksikan;
kau akan melihat
seniman ini menangis.

tapi dinda,
bila kawanku pulang
seniman ini duduk keseorangan
hingga diriku yang sedang berduka--
tak percaya

tapi dinda,
apabila tabir ditutup
lampu2 gelap gelita
ku duduk keseorangan

kalau kau berada di belakang tabir menyaksikan
kau akan melihat
seniman ini menangis.






 Seniman menangis, by Jamal Abdillah.


Biarpun melodinya terabur, musiknya hancur,
meski lenggok tubuhnya mengerikan,
jiwa yang ada dalam lagu ini--

terlalu mengharukan.